Senin, 06 Februari 2012

Bahan Kimia pada WTP (Water Treatment Plant)

Bahan Kimia untuk Reverse Osmosis:       
1.    Biocide
Ada dua jenis biocide yang sering dugunakan, yaitu:
a.    Oxidising Biocide, adalah bahan kimia yang berfungsi untuk menbunuh bakteri yang terdapat pada air secara langsung ketika bersentuhan denga bakteri tersebut, sehingga bakteri tersebut langsung mati.
b.    Non-Oxidising Biocide, adalah bahan kima yang berfungsi untuk mengikat/mengurung bakteri supaya tidak dapat memperoleh makanan yang terdapat di air, sehingga lama-lama bakteri tersebut akan mati dengan sendirinya.
Jadi, perbedaan antara Oxidising Biocide dengan Non-Oxidising Bioside ialah efisiensi waktu pembasmian bakteri yang berbeda, dimana Oxidising Biocide dapat membunuh bakteri lebih cepat dibandingkan dengan Non-Oxidising Bioside.
Untuk sistim proses pada boiler, kita harus menggunakan bahan kimia Oxidising Biocide, karena bakteri diharuskan sudah mati saat melewati pipa-pipa sebelum steam drum agar tidak terjadi pembentukan kerak pada pipa.
2.    Chlorin (Cl₂) Scavenger
Karena air yang kita gunakan berasal dari PDAM, berarti air tersebut sudah diinjeksikan bahan kimia yang lainnya (seperti kaporit untuk membunuh bakteri). Setelah bakteri pada air sudah dibasmi menggunakan kaporit (walau tidak 100%), maka kandungan Chlor di kaporit yang terdapat pada air harus dikurangi/dihilangkan karena dapat menimbulkan kerak pada sistim. Untuk itulah kita menggunakan Chlorin (Cl₂) Scavenger, bahan kimia ini akan mengikat/menghilangkan kandungan Chlor yang terdapat pada air.
3.    Anti Scalant
Terbentuknya kerak pada air sebenarnya tidak dapat dicegah, hanya saja waktu terbentuknya kerak dapat dihambat/diperlambat dengan bahan kimia Anti Scalant.  Anti Scalant adalah bahan kimia (seperti Trisodium Phospat) yang berfungsi untuk memperlambat terbentuknya kerak.
4.    Bahan/jenis membran yang biasa digunakan pada RO (Reverse Osmosis) ada 2, yaitu:
a.    Cellulos Acetat (CA)
b.    Polyanide (biasa disebut TFC)

Untuk menjaga sistim beserta komponennya agar tetap dalam kondisi baik, maka yang perlu diperhatikan ialah SDI harus dibawah/kurang dari 3.
Kandungan yang terdapat di dalam air berupa:
a.    TDS (Total Suspended Solids)/Zat Terlarut, kandungan ini berpengaruh terhadap kadar Conductivity (kemampuan air untuk menghantarkan listrik) air.
b.    TSS (Total Suspended Solids)/Zat Tak Terlarut, kandungan ini berpengaruh terhadap kadar SDI pada air.

Bahan Kimia untuk Open Cooling System:
1.    Scale and Corosium Inhibitor
2.    Oxidising Biocide
3.    Dispersant, berfungsi untuk memaksimalkan penggunaan Oxidising Biocide dalam proses pembasmian lumut-lumut. Misalkan tanpa penggunaan Dispersant biasanya kita menggunakan 5 Kg Oxidising Biocide, maka dengan menambahkan Dispersant kita cukup menggunakan 3 Kg Oxidisng Biocide.
Yang mempengaruhi chemical (bahan kimia) pada Open Cooing System berupa:
1.    Hardness
2.    Silica
Untuk proses Blowdown biasa digunakan 2 cara, yaitu dengan cara manual (intermiter blowdown) dan cara otomatis (continuous blowdown). Dari segi efisiensi waktu dan tenaga, akan lebih menguntungkan blowdown dengan cara otomatis, karena alat tersebut akan bekerja sesuai dengan perintah/petunjuk apa yang dprogramkan kepadanya sehingga dapat meminimalkan risiko keterlambatan blowdown.
Bahan Kimia untuk High Pressure Boiler:
1.    TSP (Trisodium Phospate)
2.    Ox. Scavenger (Hydrazyne, Sulfite, Carbohydrasite), berfungsi untuk menyempurnakan pengikatan O₂ yang terlewat.
3.    Condensate Treatment (Ammonia, Neutralising Anine, Morpholine).
Pada Dearator, terdapat 2 section yaitu:
a.    Drum Section (bagian atas)
b.    Storage Section (bagian bawah)
Perbedaan suhu standar antara kedua section tersebut adalah sekitar 5˚C.


Temperatur Dearator yang harus dijaga nilainya sekitar 105˚C.
Parameter yang harus diperhatikan pada RO dan Mixed Bed agar tetap terjaga baik meliputi:
•    Kadar Silica → 0,02 ppb
•    Conductivity → 0,2 m³/cm
SDI (Silt Density Index) adalah <3, apabila melebihi angka tersebut maka akan berakibat membran pada RO akan cepat deposit/rusak.
Untuk air demin pada boiler, apabila Ph (kadar keasaman) kurang dari 9,2 maka akan menyebabkan korosi pada sistim, dan apabila kadar Ph lebih dari 10,5 akan menyebabkan korosi yang berbeda dengan korosi yang dibawah 9,2.
   

Secara garis besar, proses pada Raw Water Threatment:
•    Koagulan, berfungsi untuk mengikat/menggumpalkan kotoran-kotoran yang terdapat pada air (ion positive).
•    Flokulan, berfungsi untuk mengendapkan kotoran-kotoran yang sudah tergumpal supaya mudah untuk dipisahkan (ion positive, ion negative, ion neutral).
•    Biocide, berfungsi untuk menbunuh bakteri yang terkandung di dalam air.